Belajar Toleransi dari Makna di Balik Patung Buddha Dewa Empat Muka

Bhante Khanit Sannano Mahathera Biksu asal Thailand resmikan patung Buddha dewa empat muka, Senin (9/11/2020) jam 09.09 WIB. Patung Buddha namanya Se Mien Fo itu berdiri istimewa di halaman belakang Tempat Beribadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

 

Pengesahan patung dewa itu bersamaan dengan Hari Ulangi Tahun (HUT) Se Mien Fo yang jatuh pada tanggal 9 November 2020. Patung itu dihadirkan langsung dari Bangkok Thailand.

“Ini hari kita resmikan patung Se Mien Fo,” papar Bhante Khanit Sannano Mahathera di depan beberapa medium.

Saat sebelum disahkan, Bhante Khanit pimpin ritus doa di muka patung dewa empat muka yang dituruti beberapa umat. Selanjutnya, beberapa umat yang datang turut membakar 4 tangkai dupa yang semasing untuk 4 muka patung Buddha.

Selanjutnya Bhante Khanit Sannano Mahathera Biksu, ajak seluruh umat yang berada di kelenteng ini untuk berpadu. Terhitung, doakan supaya semua umat dapat hidup rukun serta nyaman.

“Kita doa untuk kelenteng, mudah-mudahan dapat nyaman, damai, berhasil, serta tidak ada permasalahan,” papar Bhante.

Dia menerangkan patung Brahma ini mempunyai empat karakter. Pertama Metta (menyukai kebaikan serta kebijakan), ke-2 Karuna (kasih sayang), ke-3 Mudita (gembira simpatik serta empati), serta ke-4 Upeksha (kesetimbangan).

“Jika terus cinta kasih, kasih sayang, simpati hati, serta imbang hati, karena itu hati kita akan damai berbahagia. Kita selalu harus cinta kasih kesemua makhluk,” terangnya.

Pembangunan patung Buddha empat muka setinggi 129 cm itu atas inspirasi serta dipelopori oleh Alim Sugiantoro seorang figur agama Khonghucu serta Ketua Pembimbing Khonghucu di TITD Kwan Sing Bio Tuban. Faktanya, pembangunan itu selaku wujud kerukunan umat serta lengkapi elemen agama yang berada di kelenteng yaitu Tri Dharma (Buddha, Tao, serta Khonghucu).

“Arah pembangunan ini untuk kebersama-samaan serta kerukunan antar umat berlagakma yang berada di Kelenteng,” jelas Alim Sugiantoro Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban.

Menurut dia, TITD Kwan Sing Bio Tuban jangan jadi tempat beribadah Wihara atau di-Buddha-kan. Karena, kelenteng Tuban ini ialah Tri Dharma yaitu Buddha, Tao, serta Khonghucu.

“Saya orang Khonghucu, tapi saya membuat ini untuk umat Buddha. Maksudnya supaya semasing umat menghargai agamanya semasing,” keras Alim panggilan akrabnya.

Saat itu, dana pembuatan rumah tari, rumah dewa empat muka, serta patung dewa empat muka itu berawal dari bantuan keluarga Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban Alim Sugiantoro, istri Henny Pudji Astuti, serta disokong beberapa faksi keluarga.

Sesudah disahkan, nanti umat dapat menyaksikan serta melaksanakan ibadah di Tuban serta yang tidak dapat ke Bangkok dapat tiba ke Kelenteng Tuban. Karena, di Tuban telah ada patung Buddha empat muka yang asli dihadirkan dari Bangkok Thailand.

Kemunculan Patung Buddha 4 Muka di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban

By Preston

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!